MAKALAH
Psikologi
Kesehatan Dan Determinan perubahan Prilaku
Disusun Untuk Memenuhi Nilai Tugas Psikologi
Kesehatan
Di
Susun Oleh :
1.
Bagus Fendi Kusuma (101510221)
2.
Iskandar (101510307)
3.
Rahmat Illahi (101510336)
4.
Teguh Apriansyah (101510379)
5.
Heriyadi (101510672)
6.
Andi Juanda (101510191)
7.
Nurhasanah (101510306)
8.
Novia Rianita (101510006)
9.
Ayu Wulandari (101510043)
10. Putra (101510170)
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2011/2012
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji dan syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, tim penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu seperti yang telah ditentukan. Judul
makalah yang penulis buat ini adalah “Psikologi
kesehatan dan determinan perubahan prilaku”.
Makalah ini disusun sebagai persyaratan
untuk mendapatkan nilai mata kuliah Psikologi
kesehatan. Makalah ini telah penulis susun dengan
usaha semaksimal mungkin. Akan tetapi, penulis masih menyadari isi makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena adanya keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki.
Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran perbaikan yang membangun, demi kesempurnaan Makalah yang
selanjutnya. Kekurangan milik kita,
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Pontianak,
02 Oktober 2011
Penulis,
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidak akan pernah terlepas dari kehidupan sosial. Manusia miliki jiwa yang akan
mempengaruhi baik tingkah laku, sikap, persepsi dalam menentukan pilihan yang
terbaik dalam hidupnya. Dalam bidang kesehatan, psikologi berperan membantu
manusia untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan
manusia tersebut, yang dipandang dari segi mental dan kejiwaan.
Dengan psikologi, dapat diketahui
perubahan-perubahan prilaku yang terjadi
dalam diri individu. Bukan hanya prilaku yang berubah, namun manusia dapat
berfikir lebih sehat dalam menentukan status kesehatanya sendiri.
Didalam kehidupan bermasyarakat,
psikologi sangat membantu dalam menentukan kebiasaan, budaya masyarakat,
sehingga masyarakat diharapkan dapat memilah dan berfikir baik buruk suatu
kebudayaan, dilihat dari akibat yang timbul dari budaya tersebut.
Psikologi kesehatan dapat membantu
masyarakat mengetahui hal yang terbaik dalam menentukan hal yang tepat dalam
menangani masalahnya sendiri. Dengan adanya psikologi kesehatan, secara tidak
langsung masyarakat akan dapat membuat suatu rencana, organisasi, program yang
baik dalam mengatasi masalah kesehatannya sendiri.
Dari hal diatas, maka dari itu kam
dalam penulisan makalah ini akan membahas tentang psikologi kesehatan itu
sendiri dan perubahan tingkah laku.
1.2 Rumusan masalah
Adapun
rumusan masalah yang kami angkat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan psikologi ?
b. Apa yang dimaksud dangan psikologi kesehatan ?
c. Apa itu determinan perubahan prilaku ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
a. Mendeskripsikan apa yang
dimaksud dengan psikologi.
b. Mendeskripsikan apa yang
dimaksud dengan psikologi kesehatan.
c. Mendeskripsikan apa yang
dimaksud dengan perubahan dan tingkah laku beserta proses terjadinya prilaku.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Psikologi Kesehatan
2.1.1 Definisi
Psikologi
Bila dilihat dari sudut terminologi maka kata
psikologi terdiri dari dua macam kata yakni: psyche berarti jiwa dan logos yang
kemudian menjadi logi yang berarti ilmu. Maka kata psikologi (psychology)
berati ilmu pengetahuan tentang jiwa, tidak terbatas pada jiwa manusia saja
akan tetapi termasuk juga jiwa binatang dan sebagainya.
Dikalangan ahli psikologi pengertian dari kata
psikologi tersebut tidak dapat
perbedaan, akan tetapi mereka berbeda dalam memberikan batasan atau definisi
psikologi. Perbedaan definisi yang diberikan oleh para ahli psikologi terhadap
psikologi adalah akibat dari perbedaan sudut pandang yang berasaskan pada
perbedaan aliran-aliran paham dalam psikologi itu sendiri. Untuk mengetahui
perbedaan pengertian tersebut berikut ini dikemukakan pendapat para ahli
psikologi berturut-turut dari sejak berdirinya sampai pertengahan abad 20 ini.
a. Wilhem Wundt (1832-1920)
Memberikan batasan pengertian psikologi sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menyelidiki pengalaman yang timbul
dalam diri manusia seperti pengalaman persaan, panca indera, merasakan suatu,
berpikir dan berkehendak ; bukannya mempelajari/menyelidiki pengalaman diluar
diri manusia karena pengalaman demikian menjadi objek penyelidikan ilmu
pengetahuan alam (fisika).
Wundt terkenal sebagai Guru besar pada
universitas leipzing pendiri laboterium
psikologi yang pertama di dunia di pandang juga sebagai pendiri psikologi
sebagai ilmu yang berdiri sendiri terpisah dari filsapat dan ilmu alam.
Psikologi olehnya dianggap sebagai ilmuan disemu pengetahuan tentang jiwa(mind)
yang ingin ia kembangkan. Corak psikologi yang ia kembangkan bersama muridnya
pada setengah abat kemudian disebut sturalisme, karena berusaha mempelajari
tentang struktur(bentuk jiwa), yaitu mengurai unsur –unsiur jiwa kesadaran
serta mempelajari cara-cara unsur tersebut saling berhubungan.
b.
Floid L. Rich
Seorang sarjanawan amerika serikat m,enyatakan bahwa
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses penyesuaian diri
manusia yang berupa tingkah laku yang berusaha memenuhi kebutuhan baik biologis
maupun kebutuhan hidup sosialnya.
Jadi yang dijadikan objek penelitian adalah tingkah
laku yang berhubungan dengan proses penyesuaisan diri. Tingkah laku tersebut
bertujuan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup biologis sebagai makhluk
indifidual dan tuntutan hidup sosial sebagai makhluk sosial.
Dalam proses penyesuaian diri terhadap kebutuhan
dari dalam dan kebutuhan dari lingkungan tersebut manusia berfungsi secara keseluruhan.
Sedangkan tujuan psikologi adalah berusaha memahami, meramalkan dan mengontrol
tingkah laku tersebut.
2.1.2 Definisi Psikologi Kesehatan
Secara garis
besar definisi psikologi kesehatan adalah mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Psikologi
kesehatan menyangkut bagian khusus dari bidang ilmiah psikologi yang
memfokuskan pada studi prilaku yang memiliki kaitan dengan kesehatan dan
penerapan dari kesehatan ini.
b. Penekanan
pada peran prilaku yang normal didalam mempromosikan kesehatan (promosi
kesehatan dan pencegahan dasar) pada level mikro, meso dan makro dan
menyembuhkan penyimpangan kesehatan.
c. Banyak
bidang psikologi yang berbeda dapat memberikan sumbangan kepada bidang
psikologi kesehatan.
2.2 Determinan Perubahan Perilaku
2.2.1 Konsep umum
Faktor
penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena
perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik secara internal maupun
eksternal (lingkung). Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3
aspek yakni aspek fisik, psikis dan sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek
tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku
manusia. Secara rinci perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala
kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,
motivasi,persepsi,sikap dan sebagainya.
Namun demikian, pada realitasnya sulit dibedakan
atau dideteksi gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang. Apabila
ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan ditentukan atau dipengaruhi oleh
berbagai faktor lainnya. Diantaranya adalah faktor pengalaman, keyakinan,
sarana fisik, sosio budaya masyarakat, dan sebagainya proses terbentuknya perilaku dapat
diilustrasikan.
Disamping asumsi tersebut ada beberapa asumsi
lainnya, antara lain asumsi yang mendasarkan kepada teori kepribadian dari
spranger.Spranger membagagi kepribadian manusia menjadi 6 macam nilai
kebudayan. Kepribadian sesorang ditentukan oleh salah satunilai budaya yang
dominan.
Determinan
Perilaku Manusia
|
|||
Kepribadiaan akan menentukan perilaku
manusia yang bersangkutan. Beberapa teori yang tel dicoba untuk mengungkap
determinan dri beberapa analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku,
khusuusnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain teori
Lawrence Green (1980), Snehandu B.Kar (1983), WHO (1984).
a.
Teori Lawrence Green (1980)
Ia
mencoba menganalisis perilalaku manusia
dari tingakat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh
dua faktor pokok, yakni faktor perilaku ( behaviour causes ) dan faktor diluar
perilaku ( non behaviour causes ). Selanjutnya perilaku sendiri itu ditentukan
atau terbentuk dari tiga faktor.
·
Faktor-faktor predisposisi (
predisposing faktors), yang terwujud dalam pemgetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
·
Faktor-faktor pendukung (enabling
faktors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia tau tidak tersediannya
fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,
alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainnya
·
Faktor-faktor pendorong (
renforcing factor ), yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
b.
Teori Snehandu B. Kar
Karena
mencoba menganilisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku
itu merupakan fungsi dari :
·
Niat seseorang untuk bertindak
sehubungan dengan kesehatan atau parawatan kesehatannya ( behaviour intention
).
·
Dukungan sosial dari masyarakat sekitar
( social –support)
·
Ada atau tidak adanya informasi tentang
kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessebbality information )
·
Atonomi pribadi yang bersangkutan dalam
hal ini mengambil tindakan atau keputusan ( personal autonomy)
·
Situasi yang memungkinkan untuk bertindak
atau tidak bertindak (action situation)
c.
Teori WHO
Tim
kerja dari WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu
berprilaku tertentu adalah karena adanya
empat alasan pokok.
Pemikiran
atau perasaan (troughts and feeling), yakni dalam bentuk pengetahuian,
persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian0penilaian seseorang
terhadap objek ( dalam hal ini objek kesehatan ).
·
Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman
sendiri atau dari pengalaman orng lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan
bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya kena
api.
·
Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orng
tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan
dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh
makan telur agar tidak kesulitan dalam melahirkan.
·
Sikap
Sikap mengambarkan suka atau tidak suka seseorang dalam
objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang yang paling
dekat. Sikap membuat seseorang mendekati
atau menjauhi orang lain atau objek lain.
2.2.2 Konsep Perilaku
Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar), oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, kemudian organisme tersebut merespons (Skinner,
1938 dalam Soekidjo Notoadmodjo, 2003 : 118).
Perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah
penyakit, kebersihan perorangan, dan sebagainya (Becker, 1979).
Perilaku sakit (illness behavior) yakni segala tindakan
atau tindakan yang dilakukan seorang individu yang merasa sakit untuk merasakan
dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit, Perilaku manusia adalah
refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat,
keinginan dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian
terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian
lagi terletak di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu faktor
lingkungan.
Skinner (1938) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua :
a.
Perilaku tertutup (covert
behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (covert), misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa
kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan
seks, dan sebagainya.
b.
Perilaku terbuka (overt
behavior)Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa
anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.
2.2.3 Teori Perubahan Perilaku
Kesehatan
A. Teori Stimulus-Organisme-Respon
(S-O-R)
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan
perilaku tergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya,
kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Hosland, et al (1953)
mengatakan bahwa proses perubahan perilaku sama dengan proses belajar, pada
individu yang terdiri dari:
a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada
organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima
atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu
dan berhenti di sini. Akan tetapi bila stimulus diterima oleh organism berarti
ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian
dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada
proses berikutnya.
c. Setelah itu organism mengolah stimulus
tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah
diterimanya (bersikap)
d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta
dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari
individu tersebut (perubahan perilaku).
B. Teori
Festinger (Dissonance Theory)
Teori Finger (1957) telah banyak pengaruhnya dalam
psikologi social. Teori ini sebenarnya sama dengan konsep imbalance. Hal
ini berarti bahwa keadaan cognitive dissonance merupakan keadaan
ketidakseimbangan psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha
untuk mencapai keseimbangan kembali. Apabila terjadi keseimbangan dalam diri
individu, maka berarti sudah tidak terrjadi ketegangan diri lagi, maka keadaan
ini disebut consonance (keseimbangan).
Dissonance terjadi karena dalam diri individu terdapat
dua elemen kognisi yang saling bertentangan. Yang dimaksud elemen kognisi
adalah pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila individu menghadapi suatu
stimulus atau objek, dan stimulus tersebut menimbulkan pendapat atau keyakinan
yang ebrbeda/bertentangan dalam diri individu sendiri, maka terjadilah
ketidakseimbangan.
Rumus ini menjelaskan bahwa ketidakseimbangan dalam diri
seseorang yang akan menyebabkan perubahan perilaku terjadi disebabkan karena
adanya perbedaan jumlah elemen kogniti yang tidak seimbang dengan jumlah elemen
kognitif yang tidak seimbang serta sama-sama pentingnya. Hal ini akan
menimbulkan konflik pada diri individu tersebut. Seorang ibu rumah tangga yang
bekerja dikantor. Disatu pihak dengan bekerja ia dapat tambahan pendapatn bagi
keluarganya, yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan bagi keluarga dan
anak-anaknya, termasuk kebutuhan makanan yang bergizi. Apabila ia tidak
bekerja, jelas ia tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
Di pihak lain, apabila ia tidak bekerja, jelas ia tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga . dipihak lain, apabila ia bekerja, ia
khawatir terhadap perawtan anak-anaknya akan menimbulkan masalah. Kedua
elemen ini sama-sama pentingnya, yakni rasa tanggung jawabnya sebagai ibu rumah
tangga yang baik.
C. Teori Fungsi
Teori ini berdasakan anggapan bahwa
perubahan perilaku individu itu tergantung kepada keutuhan. Hal ini berarti
bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang apanila
stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
Menurut Katz (1960) perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang
bersangkutan. Katz berasumsi bahwa :
a. Perilaku
memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan
terhadap keutuhan. Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positf terhadap
objek demi pemenuha kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tidak dapat memenuhi
kebutuhannya maka ia akan berperilaku negatif. misalnya ada orangyang mau
membuat jamban apabila jamban tesebut benar-benar sudah menjadi kebutuhannya.
b. Perilaku
dapat berfungsi sebagai “defence mecanism” atau sebagai pertahanan
diri dalam menghadapi lingkungannya. Artinya, dengan perilaku dan
tindakan-tindakannya manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari
luar. Misalnya , orang dapat menghindari penyakit demam berdarah, karena
penyakit tersebut merupakan ancaman baginya
c. Perilaku
berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti. Dalam perananya itu
sesorang senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui tindakannya.
Dengan tindakan sehari-harinya tersebut seseorang telah melakukan
keputusan-keputusan sehubungan dengan objek atau stimulus yang dihadapi.
Pengambilan keputusan yang mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan
secara spontan dan dalam waktu yang singkat. Misalnya seseorang merasa sakit
kepala maka untuk mengatasinya org trsebut minum obatwarung dan meminumnya,
atau dengan tindakan2 lain
d. Perilaku
berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam diri seseorang dalam menjawab suatu
situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan
pencerminan dari hati sanubari. Oleh sebab itu perilaku dapat merupakan ‘layar’
dimana segala ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang
marah, gusar, senang dll, dapat dilihat dari perilaku dan tindakannya
Teori ini meyakinkan bahwa perilaku ini mempunyai fungsi
untuk menghadapi dunia luar individu, dan senantiasa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya menurut kebutuhannya. Oleh sebab itu, di dalam kehidupan manusia,
perilaku itu tampak terus-menerus dan berubah secara relatif.
D. Teori Kurt Lewin
Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa manusia itu adalah
suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving
forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restrining forces).
Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua
kekuatan tersebut di dalam diri seseorang.
Sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan
perilaku pada diri seseorang itu, yakni :
a. Kekuatan-kekuatan pendorong
meningkat. Hal ini terjadi adanya stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya
perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini berupa penyuluhan-penyuluhan atau
informasi-informasu sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan. Misalnya,
seseorang yang belum ikut KB (ada keseimbangan antara pentingnya anak sedikit,
dengan kepercayaan banyak anak banyak rezeki) dapat berubah perilakunya (ikut
KB) kalau kekuatan pendorong yakni pentingnya ber-KB dinaiknnya dengan
penyuluhan-penyuluhan atau usaha-usaha lain.
b. Kekuatan-kekuatan penahan
menurun. Hal ini akan terjadi adanya stimulus-stimulus yang memperlemah
kekuatan penahan tersebut. Misalnya, contoh di atas, dengan pemberian
pengertian kepada orang tersebut bahwa banyak anak banyak rezeki, adalah
kepercayaan yang salah, maka kekuatan penahan tersebut melemah, dan akan
terjadi perubahan perilaku orang tersebut.
c. Kekuatan pendorong
meningkat, kekuatan pendorong menurun. Dengan keadaa semacam ini jelas juga
akan terjadi perubahan perilaku. Seperti pada contoh di atas, penyuluhan KB
yang berisikan memberikan pengertian terhadap orang tersebut tentang pentingnya
ber-KB dan tidak benarnya kepercayaan banyak anak banyak rezeki akan
meningkatkan kekuatan pendorong, dan sekaligus menurunkan kekuatan penahan.
Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993),
perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
a.
Perubahan alamiah (natural
change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik,
sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan beraktifitas.
b.
Perubahan terencana (planned
change), ialah perubahan ini terjadi, karena memang direncanakan sendiri
oleh subjek.
c.
Perubahan dari hal kesediaannya
untuk berubah (readiness to change), ialah perubahan yang terjadi
apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru, maka yang terjadi
adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi
lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang
berbeda-beda.
Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan
seseorang itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :
a.
Pemikiran dan perasaan
Bentuk
pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan
lain-lain.
b.
Orang penting sebagai referensi
Apabila
seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan
cendrung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi
seperti : guru, kepala suku dan lain-lain.
c.
Sumber-sumber daya
Yang
termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga kerja,
ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat
bersifat positif maupun negatif.
d.
Kebudayaan
Perilaku
normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu
masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku
yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan
mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.
Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan
seseorang berperilaku. Oleh sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa
orang dapat berbeda-beda penyebab atau latar belakangnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi adalah ilmu yang tidak hanya membahas tentang pengalaman
manusia saja, juga tidak hanya mempelajari jiwa serta tingkah laku manusia,
akan tetapi ia mempelajari pengalaman, kegiatan rohaniah dan tingkah laku dalam
hubungannya dengan sikap responsif serta penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan sekitar.
Psikologi kesehatan adalah
ilmu yang membahas tentang pengalaman manusia terhadap kesehatan, baik jiwa,
tindakan terhadap kesehatannya sendiri dan terhadap kesehatan sosial. Adapun
determinan prilaku manusia memiliki proses
pengalaman keyakinan fasilitas sosio-budaya kemudian pengetahuan persepsi sikap
keinginan kehendak motivasi niat kemudian akan berakibat kepada prilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul,
DR. MPH.1988.Administrasi Kesehatan .Jakarta: Bina Rupa Aksara
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi
Kesehatan dan Ilmu prilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Bandiah, DKK.2008. Psikologi
Kesehatan. jogjakarta: Mitra Cendikia Press
http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/04/26/bab-v-identifikasi-masalah-kesehatan/
Kerennn
BalasHapus